GWK Cultural Park jadi Destinasi Iconic di Indonesia

DEPOKPOS – Diresmikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, pada 22 September 2018 silam, Alam Sutera mempersembahkan Garuda Wisnu Kencana untuk Indonesia. Dalam memasuki peringatan ke-5 tahun ini, telah banyak guratan kisah di balik pembangunan patung yang melibatkan sekitar 1.000 orang pekerja, karyawan Alam Sutera Group serta melibatkan para putera daerah dalam karyanya untuk bangsa. Di bawah naungan Alam Sutera Group, GWK Cultural Park melesat menjadi Destinasi Iconic No.1 di Indonesia.

Dalam memasuki peringatan ke-5 tahun ini, telah banyak guratan kisah di balik pembangunan patung yang melibatkan sekitar 1.000 orang pekerja, karyawan Alam Sutera Group serta melibatkan para putera daerah dalam karyanya untuk bangsa.

GWK Cultural Park telah dikenal masyarakat luas sebagai salah satu venue andalan untuk event-event kelas dunia. Dimulai dari berbagai festival musik besar dan ternama, penyelenggaraan event tahunan Bali Count Down yang spektakuler, kemudian kunjungan para gadis menawan dan berbakat beauty pageant Miss World. Foto para konstestan berlatar patung garuda dan tangga iconic Lotus Pond menyebar ke seluruh dunia dengan cepatnya.

Kemudian GWK Cultural Park makin diakui karena menjadi salah satu tempat yang dikunjungi dalam acara tahunan IMF-World Bank Annual Meeting 2018. Dan hingga kini, GWK Cultural Park terus diingat sebagai tempat berlangsungnya acara jamuan makan malam para kepala negara G20 dalam Konferensi Tingkat Tinggi – G20 pada 15 November 2022 lalu.

Merayakan Panca Warsa GWK, pada 29 September 2023 ini, GWK Cultural Park mengadakan upacara Pacaruan Panca Rupa di area patung utama Garuda Wisnu Kencana sebagai bentuk syujud syukur kepada Tuhan. Pacaruan yang dilangsungkan menggunakan 5 hewan kurban berupa angsa, bebek bulu sikep, bebek blangkalung, asu bang bungkem, dan kambing.

Hari ini bertepatan dengan Upacara Piodalan di Parahyangan Somaka Giri yang berada di Plaza Wisnu. Berbeda dari sebelumnya, suasana Plaza Wisnu kini terasa lebih hidup. Sumber mata air yang terdapat di ketinggian lebih dari 200 meter dari permukaan laut di Somaka Giri, kini dikemas dalam story telling untuk dibagikan kisahnya kepada para pengunjung.

Terdapat juga pengenalan seni tulis aksara Bali di atas daun palem yang biasa disebut lontar.

Jajaran direksi PT. Alam Sutera, Tbk. terlihat mengenakan pakaian adat Bali bernuansa putih dan kuning. Lengkap dengan tata rambut dan udeng Bali. Tampilan ini senada dengan nuansa tedung dan umbul- umbul yang menghiasi kawasan Plaza Kura-Kura dan Plaza Wisnu. Plaza Kura-Kura adalah area dimana terdapat relief Awatara.

“Berbeda dengan peringatan anniversary pada umumnya, kami memperingati panca warsa GWK dengan mengadakan persembahyangan bersama, menyampaikan rasa terima kasih kepada Tuhan atas berkat- Nya.” terang Operation Director GWK Cultural Park, Stefanus Yonathan Astayasa.

“Kehadiran para Board of Directors dari Alam Sutera Jakarta mengikuti persembahyangan inipun, adalah bukti nyata bahwa kami semua sungguh bersyukur atas keberadaan GWK Cultural Park yang merupakan perwujudan dari prakarsa dan cita-cita. Ada banyak ide, harapan, pemikiran, yang tertuang di dalamnya. Semoga semesta turut menjaga.” pungkas Stefanus.

Tidak hanya mengadakan persembahyangan, keesokan harinya pada 30 September GWK Cultural Park mengadakan giat Tanam Pohon Untuk Masa Depan. “Sesuai dengan Visi Alam Sutera Group yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia, kami menanam 100 pohon kamboja di area Plaza Revayah GWK. Bukan hanya menerima, tetapi kami juga ingin memberi kepada alam sesuai untuk mengharmonisasi hubungan dengan alam sekitar,”. pungkas Stefanus menyudahi pembicaraan.